Candi Ratu Boko Yogyakarta
"Semburat senja di dinding Candi Ratu Boko"
 Ratu Boko juga sempat dijadikan benteng 
pertahanan oleh Rakai Kayuwangi dari serbuan Rakai Walaing Puhuyaboni. 
Akibat pertempuran tersebut, beberapa bagian Candi Ratu Boko rusak. 
Pemugaran Ratu Boko kemudian dimulai sejak masa penjajahan Belanda tahun
 1938 lalu dilanjutkan pemerintah Indonesia sejak tahun 1952.
Ratu Boko juga sempat dijadikan benteng 
pertahanan oleh Rakai Kayuwangi dari serbuan Rakai Walaing Puhuyaboni. 
Akibat pertempuran tersebut, beberapa bagian Candi Ratu Boko rusak. 
Pemugaran Ratu Boko kemudian dimulai sejak masa penjajahan Belanda tahun
 1938 lalu dilanjutkan pemerintah Indonesia sejak tahun 1952.
Candi
 Ratu Boko terletak di kecamatan Bokoharjo, kabupaten Sleman. Luasnya 
yang mencapai 16 ha. membuat wilayah Ratu Boko masuk dalam dua desa, 
Dawung dan Sambirejo. Lokasinya kurang-lebih 17 km di sebelah timur kota
 Jogja dan dapat diakses lewat jalan raya Yogyakarta-Solo. Kemudian di 
pertigaan Prambanan ke arah kanan sekitar 3 km. Jika anda pengguna 
kendaraan umum, dapat memilih Trans Jogja trayek 1A dan 1B lalu turun di
 terminal Prambanan. Biayanya hanya  Rp 3.000,- per orang. Dari terminal
 anda dapat melanjutkan perjalanan ke Ratu Boko dengan ojek.
Candi Ratu Boko lebih mirip istana atau 
kraton ketimbang candi. Ini karena fungsinya dahulu yang bukan hanya 
tempat ibadah, tapi juga benteng pertahanan. Ratu Boko terletak 196 
meter di atas permukaan laut. Areal istana seluas 250.000 m2 terbagi 
menjadi empat, yaitu tengah, barat, tenggara, dan timur. Bagian tengah 
terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, 
batu berumpak, dan Paseban. Sementara, bagian tenggara meliputi Pendopo,
 Balai-Balai, 3 candi, kolam, dan kompleks Keputren. Kompleks gua, Stupa
 Budha, dan kolam terdapat di bagian timur. Sedangkan bagian barat hanya
 terdiri atas perbukitan. Ratu Boko didirikan di masa pemerintahan Rakai
 Panangkaran. Hal ini dapat dilihat di Prasasti Kalasan tahun 779 
Masehi, Prasati Mantyasih 907 Masehi, dan Prasasti Wanua Tengah III 
tahun 908 Masehi. Rakai Panangkaran adalah pengikut Budha, namun di 
kompleks Ratu Boko terdapat unsur-unsur Hindu yang memuja dewa Siwa. 
Menurut para ahli, ini membuktikan adanya toleransi beragama pada masa 
itu.
Selain
 melihat-lihat kompleks candi yang bersejarah, Ratu Boko juga 
menyediakan panorama cantik. Apa lagi pada senja hari. Di Plaza 
Andrawina, salah satu bagian Candi, jika melihat ke utara pengunjung 
akan melihat pemandangan cantik kota Jogja dan candi Prambanan dengan 
Gunung Merapi sebagai latar belakangnya. Di kala senja, nuansa sekitar 
candi akan semakin cantik dengan semburat jingga matahari senja. Di 
kompleks Ratu Boko juga terdapat sumur bernama Amerta Mantana yang 
berarti air suci yang diberikan mantra. Letaknya di sebelah tenggara 
candi Pembakaran. Kini, airnya pun masih sering dipakai. Masyarakat 
setempat mengatakan, air sumur itu dapat membawa keberuntungan bagi 
pemakainya. Sementara orang-orang Hindu menggunakannya untuk Upacara 
Tawur agung sehari sebelum Nyepi. Penggunaan air dalam upacara diyakini 
dapat mendukung tujuannya, yaitu untuk memurnikan diri kembali serta 
mengembalikan bumi dan isinya pada harmoni awalnya.
Selain dapat dijadikan tempat untuk 
melihat-lihat panorama, Plaza Andrawina difungsikan sebagai restoran. 
Plaza Andrawina juga dapat digunakan dipakai untuk kegiatan pertemuan 
dengan kapasitas sekitar 500 orang. Selain itu, pengelola menyediakan 
tempat perkemahan dan tracking, paket edukatif arkeologi, serta pemandu 
wisata. Lokasi ini juga sering dijadikan tempat syuting untuk iklan atau
 foto prewedding.
Tiket untuk masuk ke kompleks Ratu Boko 
dapat dibeli seharga Rp 10.000,- per orang. Untuk menikmati suasana 
senja biayanya Rp 35.000,- dan biaya parkir mobil sebesar Rp 5.000,-. 
Candi Ratu Boko hanya berjarak 2 km dari Candi Prambanan, ada fasilitas 
antar jemput gratis bagi pengunjung untuk tur wisata dari Candi 
Prambanan yang membeli tiket terusan Rp 25.000,- sedangkan untuk tiket 
pelajar dan mahasiswa yang datang dengan rombongan minimal 20 orang 
dikenakan biaya  Rp Rp 5.000,- (kotajogja.com)
Post a Comment for "Candi Ratu Boko Yogyakarta "