Jembatan "Sesek" Sebagai Penghubung Bantul dan Kulon Progo, Pemerintah Tidak Melihat.
infokotajogja.com - Sesek adalah sebutan untuk jembatan yang di bangun diatas sungai untuk menghubungkan antara satu daerah ke daerah lain yang terbuat dari bambu dan sempit (sesek/sesak,dalam bahasa jawa). Jembatan sesek ini menghubungkan antara dua kabupaten yaitu kabupaten Bantul dan kabupaten Kulon Progo. Jembatan ini terletak di dusun Temben, Ngentakrejo Lendah, Kulon Progo dan Pajangan, Bantul.
Jembatan ini menjadi jembatan yang sangat pokok bagi untuk kegiatan perekonomian ataupun pendidikan bagi masyarakat setempat. Menurut sudut pandang seseorang mungkin akan berkata jembatan ini unik, sangat bagus untuk di abadikan apalagi ada orang tua yang berjalan di atas jembatan tersebut atau anak anak yang berangkat ke sekolah untuk menuntut ilmu. Namun hal itu sangat berbeda jika kita ikut merasakan bagaimana menyeberangi sungai ini hanya dengan bambu yang disusun sedemikian rupa tanpa pengaman di pinggir jembatan, sangat jauh berbeda dengan jembatan di kota khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jika kita dari kota Bantul (pusat) untuk menuju Kulon progo membutuhkan waktu 1-1,5 jam namun jika menggunakan jembatan ini bisa ditempuh dengan 30 mnit saja. Sangat efektif bagi kedua dusun yang menggantungkan hidupnya. Misal di Kabupaten Kulon Progo ada yang berjualan di Kabupaten Bantul dan sebaliknya, jembatan ini efektif bagi mereka. Namun sangat miris karena kurangnya perhatian dari pemerintah. Para warga gotong royong untuk membangun jembatan ini.
Ketika kita dari Bantul menuju Kulon Progo akan ada warga yang meminta sumbangan sebesar 2000 rupiah. Ini bukan pungutan liar kawan! Uang ini nantinya untuk merenovasi jembatan tersebut yang tidak lama umurnya dan harus sering di periksa karena kayu jika terendam air maka lama kelamaan juga akan lapuk. Gambar di atas asli tidak ada pengeditan dan cukup panjang untuk menghubungkan dua desa tanpa pengaman di samping jembatan.
Jembatan ini hanya ada ketika musim kemarau saja, karena jika pada musing penghujan debit air sungai progo akan naik. Arusnyapun cukup deras untuk menghanyutkan jembatan tersebut. Terbayang bagaimana kehidupan perekonomian dan pendidikan ketika musim penghujan tiba ? pasti mereka harus memutar jauh untuk menyebrangi sungi progo yang lebar ini memang miris sekali jika difikirkan.
Masyarakat setempat berharap agar dapat dibangunnya jembatan ini secara permanen agar aman dan kapanpun bisa di gunakan Masyarakat sudah membicarakan hal itu kepada Pemda Setempat namun jawabannya hanya "AKAN DI BICARAKAN" sampai kapan di bicarakan jika tidak ada tindakan. Sangat menyedihkan memang Pemerintah seakan tidak melihat jembatan tersebut dan ikut merasakan.
test komen lah
ReplyDeletehaha monggo komen gan :)
ReplyDelete